Rabu, 23 November 2011

anatomi payudara


ANATOMI PAYUDARA
1.1 Struktur Payudara
Kelenjar mamae atau payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu.
Ukuran dan bentuk payudara tidak harus selalu sama. Pertumbuhan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu. Secara umum, pertumbuhan payudara berhenti setelah satu atau dua tahun setelah dimulainya menstruasi (menarche). Namun sel – sel asinus dan jaringan lemak tetap bertambah selama masa remaja dan akan semakin bertambah ketika seorang wanita mengalami kehamilan. Payudara akan mengalami atrofi (menyusut) setelah menopause.
Payudara menutupi sebagian besar dinding dada. Di bagian depan, jaringan payudara memanjang dari klavikula (tulang selangka) hingga sternum (tulang dada). Di bagian samping, memanjang hingga aksila dan bisa mencapai latissimus dorsi (otot yang membentang dari punggung bawah ke humerus lengan atas).
1.2 Struktur Makroskopis
Ada tiga bagian utama payudara, yaitu:
  1. Korpus (badan)
Merupakan bagian yang membesar yang terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari duktus laktiferus (duktus), duktulus (duktuli), lobus dan alveolus.
  1. Areola
Letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen padakulitnya. perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap. Selama kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan wama ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali lagi seperti warna asli semula.
  1. Papilla atau puting
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi dan ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang – lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung – ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat – serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan serat – serat otot yang longitudinal akan menarik kembali puting susu tersebut.
Ada empat macam puting:     
puting 2            1.         2.



puting 4puting 3            3.         4.



Bentuk – bentuk puting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi, karena pada dasarnya bayi menyusu pada payudara ibu bukan pada puting. Pada beberapa kasus dapat terjadi dimana puting tidak lentur, terutama pada putting terbenam sehingga butuh penanganan khusus.
1.3 Struktur Mikroskopis
Di dalam badan payudara terdiri dari 15 - 25 lobus. Masing - masing lobus terdiri dari 20 - 40 lobulus (kelenjar susu). Selanjutnya masing - masing lobulus terdiri dari 10 – 100 alveoli (merupakan kantong penghasil ASI). Dari alveoli ini Air Susu Ibu (ASI) dialirkan ke dalam saluran-saluran kecil yang disebut duktulus. Beberapa saluran kecil tersebut bergabung membentuk saluran yang lebih besar, disebut duktus laktiferus. Di bawah areola, saluran besar ini mengalami pelebaran menjadi sinus laktiferus (disebut juga ampula). Akhirnya semua saluran yang besar ini memusat ke puting susu dan bermuara ke luar.

A.    Breast anatomy diagram sourced with permission from www.breastcancer.orgDuktus
a.       Normal Ductus cell
b.      Basement Membrane
c.       Lumen
B.     Lobulus
C.     Sinus Laktiferus
D.    Papilla/puting
E.     Jaringan Lemak
F.      Otot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar